Sebanyak 30 siswa Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Nurhidayah, Bulayak, Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan mendadak kesurupan setelah mengikuti upacara Hari Kesaktian Pancasila. Akibat kesurupan massal ini, proses belajar mengajar menjadi terganggu.
"Karena masing-masing guru memberikan pertolongan kepada siswanya yang kesurupan," kata salah seorang guru, Syamsu Riza, seperti dikutip dari Antara, Selasa (2/10).
Kesurupan, kata dia, bukan hanya terjadi pada Senin (1/10) dimana dilaksanakannya upacara bendera dan Hari Kesaktian Pancasila. Kesurupan kembali terjadi Selasa, ketika siswa dan guru akan melaksanakan Salat Zuhur berjamaah.
Sekitar 15 orang siswi kembali terkena kesurupan, mereka menjerit dan berteriak-teriak seperti yang terjadi pada Senin. "Kesurupan di sekolah kami memang sering terjadi, tetapi hanya satu sampai dua orang saja," imbuhnya.
Pertolongan pertama yang dilakukan para guru antara lain dengan memisahkan siswi yang kesurupan dengan yang lainnya agar tidak ketularan. kemudian dilanjutkan dengan memberikan pengobatan dan terapi serta membacakan Ayat-ayat suci Al Qur'an. Kemudian beberapa siswi yang siuman diminta segera Istigfar atau istilah Banjar "Baingat".
Dia mengatakan, lokasi bangunan sekolah MTs dan MA Nurhidayah, Bulayak, Hantakan merupakan satu-satunya sekolah berlatar belakang Islam di Pegunungan Meratus. Kedua sekolah tersebut dibangun di tengah kawasan yang masih layak disebut hutan.
Kesurupan massal dikhawatirkan akan berdampak pada turunnya prestasi siswa-siswi, sehingga perlu segera dicarikan solusinya.
