Percaya
tidak percaya, seorang sopir mikrolet jurusan Pedurungan, Semarang
Barat-Mangkang, Semarang Timur mengalami kisah mistis. Kala itu Mukharom
(41) membawa penumpang, tiga perempuan. Konon kabarnya wanita itu
adalah penghuni Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bergota, Kota Semarang.
Seperti
biasanya, Mukharom mencari penumpang dengan membawa mobilnya menyusuri
trayek. Namun, ketika menjelang Magrib, Mukharom diberhentikan oleh oleh
tiga wanita yang mengenakan payung. Peristiwa itu dialaminya pada Jumat
(29/6).
Saat
memberhentikan mikrolet, tiga wanita ini tepat berdiri di depan toko
penjahit Eka Karya yang berada di Kompleks Tempat Pemakaman Umum (TPU)
Bergota di Jalan Kiai Saleh, Kota Semarang. Dengan melempar senyum,
ketiganya yang memakai rok longdress dan berambut panjang melambai tanda
menghentikan mikrolet.
"Saat
itu saya langsung berhenti. Tiga wanita menggunakan tiga payung
berwarna hitam, hijau dan merah, rambutnya ketiganya panjang. Selama
perjalanan ketiga wanita itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun,
kecuali saat akan naik dan turun," ungkap Mukharom kepada merdeka.com
Sabtu (30/6).
Hal
yang aneh yang tidak Mukharom sadari, selama perjalanan selain tidak
mendapat penumpang lain, ketiga wanita itu meminta naik dan turun
sebanyak tiga kali. Kala itu dia hanya menurut saja saat ketiganya turun
dari mikroletnya dan naik kembali sambil menenteng payungnya
masing-masing.
Pertama
ketiganya turun di Pasar Bulu di Jalan MGR Soegiyopranoto, Semarang.
Kemudian turun lagi di depan Kantor Bank Muamalat di Jalan Pusponjolo,
lalu naik lagi. Terakhir turun di Pasar Karangayu.
"Saya
tidak menaruh curiga sedikit pun apa sih tujuan mereka naik turun
selama tiga kali. Seperti terhipnotis oleh kecantikan mereka," katanya.
Kemudian,
saat sampai di Jalan Pusponjolo Semarang Barat itu, salah seorang dari
mereka menyuruh Mukharom mengantar sampai ke rumahnya. Mereka juga
berjanji akan menambah ongkos sebesar Rp 3.000 sebagai tambahan uang
bensin.
"Mereka
bilang, mas anter saya sampai rumah yah, nanti saya tambahin tiga ribu.
Saya akhirnya menuruti permintaan ketiga wanita itu. Selama perjalanan
saya tidak sedikitpun mengajak atau diajak bicara mereka. Setiap kali
melihat kaca spion saya untuk melihat mereka. Ketiganya hanya tersenyum
tanpa mengeluarkan kata sedikit pun," tuturnya.
Di
tengah jalan salah seorang dari wanita itu minta turun, tepatnya disatu
wilayah perkampungan namanya Kampung Rorojonggrang, Semarang Barat.
Dirinya merasa sangat kaget karena di depannya tiba-tiba ada sebuah
rumah mewah layaknya istana megah.
"Ketiganya
turun memberi uang tambahan kepada saya. Wanita pertama dan kedua
memberikan uang melalui lubang kaca pintu kiri. Kemudian wanita yang
terakhir memberikan uang lewat lubang kaca pintu sebelah kanan dalam
posisi dirinya menyetir," katanya.
Bulu
kuduk Mukharom merinding ketika tercium bau menyengat. Saking wanginya,
dia sampai menengok ke belakang. Namun, alangkah kagetnya ketika
menengok kembali ke depan kompleks rumah megah itu berubah jadi kuburan.
"Hanya terlihat batu nisan dan pathok," ungkapnya.
Posisi
mobil Mukharom berada di pinggir jurang, dan kedua ban depan mobilnya
terganjal oleh sebuah pondasi talud jurang itu. Menyadari posisi
mobilnya akan tercebur ke jurang, Mukharom berupaya untuk menghidupkan
mobilnya yang sempat macet usai ketiga wanita itu menghilang.
"Saat
saya starter berkali-kali tidak mau hidup. Saya langsung sadar baca
bismilah tiga kali akhirnya langsung hidup. Alhamdulillah akhirnya
dengan berupaya keras mobil saya hidup dan saya tinggalkan kompleks
makam yang dikenal warga sekitar angker dan menyeramkan," kata Mukharom.
Setelah
berjalan sekitar tiga kilometer, Mukharom kemudian istirahat sebentar
untuk minum dan makan di warung nasi kucing yang tak jauh dari makam.
Mukharom lalu berkeluh kesah dengan penjual tentang kejadian itu.
"Memang
di kuburan itu sering mas, tidak sopir mikrolet, tidak tukang ojek
sering dijebak dan disesatkan di kompleks kuburan yang dikenal angker
dan menyeramkan itu. Untung saja sampeyan bisa selamat. Biasanya
orang-orang yang disesatkan menghilang beberapa hari kemudian kembali
dalam keadaan gila. Bahkan ada yang hanya tinggal nama. Salah satu dari
tiga kuntilanak itu juga sempat membeli nasi kucing juga sebelum
kejadian yang sampeyan alami mas," kata Mukharom menirukan ucapan
penjual nasi kucing.
Paska
kejadian misterius itu, pendapatan Mukharom meningkat. Pendapatanya
tidak seperti hari-hari biasanya yang hanya cukup untuk makan dan minum
serta membeli uang belanja ke anak istrinya. Sampai saat ini, Mukharom
antara percaya dan tidak percaya dengan kejadian yang dialaminya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)