Perempuan yang tengah berusaha untuk hamil biasanya disarankan mengurangi kegiatan dan jangan terlalu stres. Ini dia penjelasan mengapa stres bisa bikin perempuan susah hamil.
Selain bisa dijelaskan dengan alasan medis, kondisi ini juga turut dipengaruhi oleh faktor psikologis.
Hal ini membuat orang yang jadwal kerjanya padat memiliki risiko lebih tinggi sulit hamil atau gangguan infertilitas.
Berikut
ini hal-hal yang bisa menjelaskan kenapa perempuan yang stres bisa
mempengaruhi kemampuannya untuk memiliki anak, yaitu:
1. Ovulasi (masa subur)
1. Ovulasi (masa subur)
Orang
yang hidupnya sibuk dan stres akan membuat masa subur atau waktu
ovulasinya berkurang dan bahkan jadi berhenti, sehingga membuatnya sulit
untuk hamil.
Salah satu indikator dari masa subur adalah melalui lendir
di serviks, yaitu lendir meningkat saat mendekati ovulasi.
Tapi jika seseorang stres atau sibuk maka lendir dari serviks ini akan berkurang bahkan bisa jadi kering. Umumnya stres yang bisa mempengaruhi kesuburan adalah stres yang konstan.
Tapi jika seseorang stres atau sibuk maka lendir dari serviks ini akan berkurang bahkan bisa jadi kering. Umumnya stres yang bisa mempengaruhi kesuburan adalah stres yang konstan.
Untuk itu seseorang perlu menemukan
cara agar stresnya berkurang sehingga masa suburnya kembali normal.
2. Siklus menstruasi
2. Siklus menstruasi
Gaya
hidup dan stres bisa mempengaruhi siklus menstruasi menjadi tidak
teratur, lambat laun kondisi ini akan mempengaruhi tingkat kesuburan
yang dimilikinya.
Ini karena sikus menstruasi yang sehat adalah salah
satu indikator dari kemampuan perempuan untuk bisa hamil.
Jika memang memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur, sebaiknya segera periksakan ke dokter agar diketahui penyebabnya seperti akibat penyakit tertentu atau akibat stres.
3. Hubungan antara pikiran dan badan
Jika memang memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur, sebaiknya segera periksakan ke dokter agar diketahui penyebabnya seperti akibat penyakit tertentu atau akibat stres.
3. Hubungan antara pikiran dan badan
Penelitian
telah menunjukkan bahwa stres yang berlebihan secara langsung akan
mempengaruhi otak, yaitu meningkatkan produksi hormon kortisol yang bisa
mengganggu kemampuan reproduksi.
Selain itu otak juga menghasilkan molekul yang disebut neuropeptida sebagai respons dari stres emosional ini, dan molekul ini dapat merusak proses reproduksi.
Selain itu otak juga menghasilkan molekul yang disebut neuropeptida sebagai respons dari stres emosional ini, dan molekul ini dapat merusak proses reproduksi.
Jadi, cobalah menjadi bahagia dan mengembangkan hubungan yang sehat
antara pikiran dan tubuh.